Kami bertiga bersama dengan temanku nonton TV yang ada di kamarku. Lama-lama kemudian temanku pamitan mau pergi ke tempat temannya, katanya sih ada tugas.Akhirnya singkat cerita kami berdua di tinggal berdua dengan Santi. Aku memang tergolong cowok yang keren, Tinggi 175 cm, dengan berat badan 62 kg, rambut gelombang tampang yang benar-benar cute, kata teman-teman sih. Santi hanya menatapku tanpa berkedip, akhirnya dia memberanikan diri untuk menggelitikku dan aku tidak tahu darimana dia mengetahui kelemahanku yang sangat vital itu kontan saja aku langsung kaget dan balik membalas serangan Santi yang terus menerus menggelitikiku. Lama kami bercanda-canda dan sambil tertawa, dan kemudian diam sejenak seperti ada yang lewat kami saling berpandang, kemudian tanpa kusadari Santi mencium bibirku dan aku hanya diam kaget bercampur bingung.
Akhirnya dilepaskannya lagi ciumannya yang ada di bibirku, aku pun heran kenapa sih nih anak? pikirku dalam hati. Santi pun kembali tidur-tiduran di kasur dan sambil menatapku dengan mata yang uih… entah aku tidak tahu mata itu seolah-olah ingin menerkamku. Akhirnya dia melumat kembali bibirku dan kali ini kubalas lumatan bibirnya dengan hisapan-hisapan kecil di bibir bawah dan atasnya. Lama kami berciuman dan terus tanpa kusadari pintu kamar belum tertutup, Santi pun memintaku agar menutup pintu kamarku, entah angin apa aku hanya nurut saja tanpa banyak protes untuk membantah kata-katanya.Setelah aku menutup pintu kamar kost-ku Santi langsung memelukku dari belakang dan mencumbuku habis-habisan.
Akhirnya dilepaskannya lagi ciumannya yang ada di bibirku, aku pun heran kenapa sih nih anak? pikirku dalam hati. Santi pun kembali tidur-tiduran di kasur dan sambil menatapku dengan mata yang uih… entah aku tidak tahu mata itu seolah-olah ingin menerkamku. Akhirnya dia melumat kembali bibirku dan kali ini kubalas lumatan bibirnya dengan hisapan-hisapan kecil di bibir bawah dan atasnya. Lama kami berciuman dan terus tanpa kusadari pintu kamar belum tertutup, Santi pun memintaku agar menutup pintu kamarku, entah angin apa aku hanya nurut saja tanpa banyak protes untuk membantah kata-katanya.Setelah aku menutup pintu kamar kost-ku Santi langsung memelukku dari belakang dan mencumbuku habis-habisan.
Kemudian kurebahkan Santi di kasur dan kami saling berciuman mesra, aku memberanikan diri untuk menyentuh buah dadanya Santi yang kira-kira berukuran berapa ya…? 34 kali, aku tidak tahu jelas tapi sepertinya begitu deh, karena baru kali ini aku menuruni BH cewek. Dia mengenakan tengtop dan memakai sweater kecil berwarna hitam. Aku menurunkan tengtop-nya tanpa membuka kutangnya. Kulihat buah dada tersebut… uih sepertinya empuk benar, biasanya aku paling-paling lihat di BF dan sekarang itu benar-benar terjadi di depan mataku saat ini.Tanpa pikir panjang, kusedot saja buah dada Santi yang kanan dan yang kirinya aku pelintir-pelintir seperti mencari gelombang radio. Santi hanya mendesah, “Aaahhh… aaahhh… uuhhh…”Aku tidak menghiraukan gelagat Santi yang sepertinya benar-benar sedang bernafsu tinggi. Kemudian aku pun kepingin membuka tali BH tengtop-nya. Kusuruh Santi untuk jongkok dan kemudian baru aku melihat ke belakang Santi, untuk mencari resliting kutangnya.
Akhirnya ketemu juga dan gundukan payudara tersebut lebih mencuat lagi karena Santi yang baru duduk di bangku SMU kelas 2 dengan paras yang aduhai sehingga pergumulan ini bisa terjadi. Dengan rakusnya kembali kulumat dada Santi yang tampak kembali mengeras, perlahan-lahan ciumanku pun turun ke bawah ke perut Santi dan aku melihat celana hitam Santi yang belum terbuka dan dia hanya telanjang dada.Aku memberanikan diri untuk menurunkan celana panjang Santi, dan Santi pun membantu dengan mengangkat kedua pinggulnya. Santi pun tertawa dan berkata, “Hayo tidak bisa dibuka, soalnya Santi mempunyai celana pendek yang berwarna hitam satu lagi…” ejek Santi sambil tersenyum girang.Aku pun dengan cueknya menurunkanya kembali celana tersebut, dan kali ini barulah kelihatan celana dalam yang berwarna cream dan dipinggir-pinggirnya seperti ada motif bunga-bunga, aku pun menurunkanya kembali celana dalam milik Santi dan tampaklah kali ini Santi dalam keadaanbugil tanpa mengenakan apapun. DAFTAR ID PRO > KLIK <
Barulah aku melihat pemandangan yang benar-benar terjadi karena selama ini aku hanya berani berilusi dan nonton tidak pernah berbuat yang sebenarnya.Aku pandangi dengan seksama kemaluan Santi dengan seksama yang sudah ditumbuhi bebuluan yang kira-kira panjangnya hanya 2 cm tapi sedikit, ingin rasanya mencium dan mengetahui aroma kemaluan Santi. Aku pun mencoba mencium perut Santi dan pusarnya perlahan tapi pasti, ketika hampir mengenai sasaran kemaluannya Santi pun menghindari dan mengatakan, “Jangan dicium memeknya akh.. geliii…” Santi mengatakan sambil menutup rapat kedua selangkangannya.Yah, mau bagaimana lagi, langsung saja kutindih Santi, kucium-cium sambil tangan kiriku memegang kemaluan Santi dan berusaha memasukkanya ke dalam selangkangan Santi. Eh,
Santi berontak iiihhh… ge.. li..” ujar Santi. Tahu-tahu Santi mendorong badanku dan terbaliklah keadaan sekarang, aku yang tadinya berada di atas kini berubah dan berganti aku yang berada di bawah, kuat sekali dorongan perempuan yang berbobot kira-kira 45 kg dengan tinggi 160 cm ini, pikirku dalam hati. “Eh… buka dong bajunya! masak sih Santi doang yang bugil Kevinnya tidak…?” ujar Santi sambil mencopotkanbaju kaos yang kukenakan dan aku lagi-lagi hanya diam dan menuruti apa yang Santi inginkan.Setelah membuka baju kaosku, tangan kanan Santi masuk ke dalam celana pendekku dan bibirnya sambil melumat bibirku. Gila pikirku dalam hati, nih cewek kayaknya sdah berpengalaman dan dia lebih berpengalaman dariku. Perlahan-lahan Santi mulai menurunkan celana pendekku dan muncullah kemaluanku yang besarnya minta ampun (kira-kira 22 cm). Dan Santi berdecak kagum dengan kejantananku, tanpa basa-basi Santi memegangnya dan membimbingnya untuk masuk ke dalam liang senggama miliknya Santi, langsung saja kutepis dan tidak jadi barang tersebut masuk ke lubang kemaluan Santi. “Eh, jangan dong kalau buat yang satu ini, soalnya gue belum pernah ngelakuinnya…” ujarku polos. “Ngapain kita udah bugil gini kalau kita tidak ngapa-ngapain, mendingan tadi kita tidak usah buka pakaian segala,” ujar Santi dengan nada tinggi.
Akhirnya aku diam dan aku hanya menempelkan kemaluanku di permukaan kemaluan Santi tanpa memasukkanya. “Begini aja ya…?” ujarku dengan nada polos. Santi hanya mengangguk dan begitu terasanya kemaluanku bergesek di bibir kemaluan Santi tanpa dimasukkan ke dalam lubang vaginanya milik Santi, aku hanya memegang kedua buah pantat Santi yang montok dan secara sembunyi-sembunyiaku menyentuh bibir kemaluan Santi, lama kami hanya bergesekan dan tanpa kusadari akhirnya kemaluanku masuk di dalam kemaluan Santi dan Santi terus-terusan menggoyang pantatnya naik-turun.Aku kaget dan bercampur dengan ketakutan yang luar bisa, karena keperawanan dalam hal ML yang aku jaga selama ini akhirnya hilang gara-gara anak SMU.
Akhirnya aku diam dan aku hanya menempelkan kemaluanku di permukaan kemaluan Santi tanpa memasukkanya. “Begini aja ya…?” ujarku dengan nada polos. Santi hanya mengangguk dan begitu terasanya kemaluanku bergesek di bibir kemaluan Santi tanpa dimasukkan ke dalam lubang vaginanya milik Santi, aku hanya memegang kedua buah pantat Santi yang montok dan secara sembunyi-sembunyiaku menyentuh bibir kemaluan Santi, lama kami hanya bergesekan dan tanpa kusadari akhirnya kemaluanku masuk di dalam kemaluan Santi dan Santi terus-terusan menggoyang pantatnya naik-turun.Aku kaget dan bercampur dengan ketakutan yang luar bisa, karena keperawanan dalam hal ML yang aku jaga selama ini akhirnya hilang gara-gara anak SMU.
Padahal sebelum-sebelumnya sudah ada yang mau menawari juga dan dia masih perawan lebih cantik lagi aku tolak dan sekarang hanya dengan anak SMU perjakaku hilang.Lama aku berpikir dan sedangkan Santi hanya naik-turun menggoyangkan pentatnya semenjak aku melamun tadi, mungkin dia tersenyum puas melihat apa yang baru dia lakukan terhadapku. Yach, kepalang tanggung sudah masuk, lagi nasi sudah jadi bubur akhirnya kugenjot juga pantatku naik-turun secara berlawanan dengan yang dilakukan Santi, dan bunyilah suara yang memecahkan keheningan, “Cplok.. cplok… cplok…” Santi mendesah kenikmatan karena kocokanku yang kuat dilubang vaginanya. Lama kami berada di posisi tersebut, yaitu aku di bawah dan dia di atas.akhirnya aku mencoba mendesak Santi agar dia mau mengganti posisi, tapi dorongan tangannya yang kuat membatalkan niatku, tapi masa sih aku kalah sama cewek, pikirku.
Kudorong ia dengan sekuat tenagaku dan akhirnya kami berada di posisi duduk dan kemaluanku tetap berdiri kokoh tanpa dilepas. Santi tanpa diperintah menggerakkan sendiri pantatnya, dan memang enak yah gituan, pikirku dalam hati. Tapi sayang tidak perawan.Akhirnya kudorong lagi Santi agar dia tiduran telentang dan aku ingin sekali melihat kemaluanku yang besar membelah selangkangan kemaluan Santi, makanya aku sambil memegang batang kemaluanku menempelkannya di lubang kemaluan Santi dan “Bless…” amblaslah semuanya. Kutekan dengan semangat “45″ tentunya karena nasi sudah hancur. Kepalang tanggung biarlah kuterima dosa ini, pikirku. Dengan ganasnya dan cepat kuhentakkan kemaluanku keras-keras di lubang kemaluan Santi dan kembali bunyi itu menerawang di ruangan tersebut karena ternyata lubang kemaluan Santi telah banjir dengan air pelumasnya disana, aku tidak tahu pasti apakah itu spermanya Santi, apakah hanya pelumasnya saja? dan Santi berkata,“Loe.. udah keluar ya…?” ujarnya.
“Sembarangan gue belom keluar dari tadi..?” ujarku dengan nada ketus.
Karena kupikir dia mengejekku karena mentang-mentang aku baru pertama kali beginian seenaknya saja dia menyangka aku keluar duluan. Akhirnya lama aku mencumbui Santi dan aku ingin segera mencapai puncaknya.Dengan cepat kukeluarkan kemaluanku dari lubang kemaluannya dan kukeluarkan spermaku yang ada diperutnya Santi, karena aku takut kalau aku keluarkan di dalam vaginanya aku pikir dia akan hamil,kan berabe. Aku baru sekali gituan sama orang yang yang tidak perawan malah disuruh tanggung jawab lagi. Gimana kuliahku! Santi tersenyum dengan puas atas kemenangannya menggodaku untuk berbuat tidak senonoh terhadapnya. Huu, dasar nasib, dan semenjak saat itu aku sudah mulai menghilangkan kebiasaaan burukku yaitu onani, dan aku tidak mau lagi mengulang perbuatan tersebut karena sebenarnya aku hanya mau menyerahkannya untuk istriku seorang. Aku baru berusia 21 tahun saat ini. Aku nantikan keritik dan saran dengan apa yang terjadi denganku saat inidan itu membuatku shock. AgenBandarCeme
“Sembarangan gue belom keluar dari tadi..?” ujarku dengan nada ketus.
Karena kupikir dia mengejekku karena mentang-mentang aku baru pertama kali beginian seenaknya saja dia menyangka aku keluar duluan. Akhirnya lama aku mencumbui Santi dan aku ingin segera mencapai puncaknya.Dengan cepat kukeluarkan kemaluanku dari lubang kemaluannya dan kukeluarkan spermaku yang ada diperutnya Santi, karena aku takut kalau aku keluarkan di dalam vaginanya aku pikir dia akan hamil,kan berabe. Aku baru sekali gituan sama orang yang yang tidak perawan malah disuruh tanggung jawab lagi. Gimana kuliahku! Santi tersenyum dengan puas atas kemenangannya menggodaku untuk berbuat tidak senonoh terhadapnya. Huu, dasar nasib, dan semenjak saat itu aku sudah mulai menghilangkan kebiasaaan burukku yaitu onani, dan aku tidak mau lagi mengulang perbuatan tersebut karena sebenarnya aku hanya mau menyerahkannya untuk istriku seorang. Aku baru berusia 21 tahun saat ini. Aku nantikan keritik dan saran dengan apa yang terjadi denganku saat inidan itu membuatku shock. AgenBandarCeme